Senin, 16 Desember 2013

PENGERTIAN DIFUSI INOVASI
A.    Pengertian Difusi, Inovasi dan Diseminasi
Sebuah perkembangan selalu menimbulkan atau memunculkan sebuah perubahan baik besar maupun kecil yang memberi dampak pada lingkungan masyarakat yang ada. Inovasi merupakan sebuah ide, barang, kejadian metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang maupun kelompok masyarakat. Inovasi memberi sebuah solusi atau pengetahuan baru bagi individu atau masyarakat yang mampu menerima dan memanfaatkan dengan baik informasi (inovasi) yang sampai padanya.
 Komunikasi dengan isi pesan berupa sebuah inovasi disebut sebagai proses difusi, yaitu proses komunikasi inovasi antar warga masyarakat (anggota system sosial), dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Disini, terjadi proses saling tukar menukar informasi (hubungan timbale balik), antar beberapa individu baik secara memusat (konvergen) maupun memancar (divergen), yang berlangsung secara spontan. Dengan adanya komunikasi ini akan terjadi kesamaan pendapat antar warga masyarakat tentang inovasi. Maka, difusi juga dapat merupakan salah satu tipe komunikasi, yaitu komunikasi yang mempunyai ciri pokok berupa pesan yang dikomunikasikan adalah hal yang baru (inovasi).
Pakar difusi yaitu Roger (1995) mengatakan bahwa difusi adalah proses yang terjadi pada suatu waktu dan memiliki lima tahapan yaitu ahap pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Salah satu tahapan penting dalam proses keputusan inovasi adalah tahapan persuasi (pembentukan sikap), karena terjadi proses seleksi untuk berkenan atau tidak berkenan terhadap inovasi. Sehingga muncul suatu kesiapan (positif atau negatif) untuk berperilaku (M. Anwas, 2006:4).
Sebagai contoh dalam penggunaan website untuk pembelajaran (inovasi) di SMP, tahapan tersebut meliputi : i) pengetahuan, pihak SMP mendapat informasi mengenai internet dan wesite, yang dianggap baru dan bermanfaat; ii) persuasi, setelah melkukan ujicoba, pihak sekolah yakin inovasi tersebut dapat dijadikan sebagai metode pengajaran baru dan kepala sekolah, guru member sikap positif terhadap inovasi tersebut; iii) pihak sekolah memutuskan untuk menggunakan inovasi, melalui dukungan kepala sekolah, guru, dan orangtua; vi) Implementasi, sekolah menggunakan inovasi tersebut; v) konfirmasi, pihak sekolah mengukuhkan penggunaan inovasi website karena manfaat yang diperoleh (Deni P.H.Pdf).
Menurut Roger (Ibrahim, 1988:59), ia membedakan antara system difusi sentralisasi dan system difusi desentralisasi, yaitu :
         1.         System difusi sentralisasi, penentuan tentang berbagai hal seperti : kapan dimulainya difusi inovasi, dengan saluran apa, siapa yang akan menilai hasilnya, dsb. Dilakukan oleh sekelompok kecil orang tertentu atau pimpinan agen pembaharu. Sedangkan,
         2.         Dalam system difusi desentralisasi, penentuan tersebut dilakukan oleh klien (warga masyarakat) bekerja sama dengan beberapa orangyang telah menerima inovasi. Dan dalam pelaksanaan system difusi desentralisasi yang ekstrim tidak perlu agen pembaharu, warga masyarakat itu sendiri yang bertanggungjawab atas terjadinya difusi inovasi.   
Mengenai Diseminasi, diseminasi yaitu proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan dan dikelola. Jadi, diseminasi terjadi dengan perencanaan, sedangkan difusi terjadi secara spontan. Dalam hal ini dapat juga direncanakan terjadinya difusi. Misalnya : pada penyebaran inovasi penggunaan pendekatan ketrampilan proses dalam proses belajar mengajar. Setelah diadakan percobaan, ternyata proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan siswa aktif belajar. Maka hasil percobaan tersebut perlu didesiminasikan, dengan cara menata beberapa guru dengan harapan akan terjadi difusi inovasi antar guru di sekolah masing-masing. Sehingga, Terjadi tukar menukar informasi dan akhirnya terjadi kesamaan pendapat antar guru tentang inovasi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar